Rabu, 23 November 2016

BASILISK

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim


 Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat inayah-Nya tugas makalah ini yang berjudul “Kurva biaya / Analisis biaya dan Sistem Produksi Bagi Hasil” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dengan harapan dapat memenuhi tugas kami dalam perkulihan Mikro Ekonomi islam.

Pada kesempatan ini pula saya ingin mengucapkan terimaksih kepada pihak yang telah berjasa dalam penyusunan maklah ini. Kepada dosen pengampu kami yang telah memberikan bimbinganya dalam menyusun makalah ini. Saya menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya  mengharapkan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Terlepas dari kekurangan-kekurangan makalah ini, saya  berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandarlampung, 24 November  2016


Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN




A. Latar belakang

Dalam analisis biaya faktor penggunaan modal sangat menjadi perhatian karena dalam kenyataan ada beberapa sumber modal yang digunakan oleh produsen, sedangkan karakter dari biaya modal sangat tergantung dari penggunaan modal tersebut.
Analasis biaya dalam produksi sangat diperlukan guna melihat outpun dan input dari hasil produksi terhadap tingkat effisiensi produksi.

A.    Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan biaya produksi ?
2.       Sebutkan macam-macam biaya produksi ?
3.       Bagaimanakah bentuk kurva biaya / analisis analisis biaya ?
4.       Apakah yang dimaksud dengan revenue sharing dan profit sharing ?

B.     Tujuan Penulisan
1.      Agar mengetahui pengertian dari biaya produksi.
2.      Agar dapat mengetahui macam-macam biaya dalam produksi.
3.      Agar dapat mengetahu analisis biaya dalam pandangan mikro ekonomi.

4.      Agar mengetahu pengertian dari revenue sharing dan profit sharing.







BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Biaya Produksi

Biaya bisa didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Biaya juga bisa berarti sesuatu yang berkonotasi sebgai penungjang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu laba.
Menurut Supriyono; Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai harga pokok yang digunakan untuk memperoleh penghasilan dan digunakan sebagai pengurangan penghasilan.
 Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam rangka melakukan usaha-usaha pkok perusahaan dengan tujuan mendapatkan laba.[1]
  1.  Macam-macam Biaya Berdasarkan Pengeluarkan
Berdasarkan pengeluaran, biaya terbagi menjadi;
1.      Total fixed cost ( biaya total tetap), yaitu jumlah pengeluaran tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi.
2.      Total variabel cost ( biaya variable total), yaitu jumlah pengeluaran yang dibayarkan dan besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan.
3.      Total cost (biaya total ), yaitu penjumlahan antara biaya total tetap dan biaya total variabel.
TC= TFC + TVC
4.      Average fixed cost ( biaya tetap rata-rata) adalah biaya tetap yang dibebankan untuk setiap unit output.
AFC =  TFC/Q
(Q= banyaknya output)
5.      Average variable cost ( biaya variabel rata-rata) adalah pengeluaran variabel yang dibebankan untuk setiap unit output.
AVC = TVC/Q
6.      Average total cost ( biaya total rata-rata ) yaitu biaya produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.[2]
ATC = AFC + AVC
C.    Kurva Biaya /Analisis Biaya
Faktor penggunaan modal sangat menjadi perhatian karena dalam kenyataan ada beberapa sumber modal yang digunakan oleh produsen, sedangkan karakter dari biaya modal sangat tergantung dari sumber penggunaan modal tersebut. Seperti penggunaan sumber modal yang berbasis bunga tentu berbeda dengan sumber modal yang berbasis syirkah. Pengenaan bunga terhadap modal akan membawa dampak yang luas bagi tingkat efisiensi produksi.

Untuk menggambarkan keadaan ini, kita akan menggunakan alat bantu grafis yang pada sumbu X menunjukkan jumlah produksi atau jumlah output yang disimbolkan dengan Q (quantity), dan pada sumbu Y menunjukkan biaya dan penerimaan dalam satuan rupiah. Komponen biaya dapat dibagi menjadi tiga yaitu biaya tetap (fixed cost, FC), biaya variabel (variable cost, VC) dan biaya keseluruhan (total cost, TC).  Sedangkan komponen penerimaan merupakan penerimaan keseluruhan (total revenue, TR). Analisis yang paling fundamental untuk menerangkan analisis biaya adalah fungsi hubungan antara biaya produksi dan tingkat output yang akan dicapai dalam satu periode. 

Dengan kata lain, fungsi biaya akan dipengaruhi oleh berapa besar output yang diproduksi, 
cost = f (output) 

Sedangkan bila kita bandingkan formula di atas dengan fungsi output,
output = f (input)
maka dapat dikatakan bahwa fungsi biaya tidak lain adalah turunan dari fungsi output produksi.
Fixed cost besarnya tidak dipengaruhi oleh berapa banyak output atau produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, kurva FC digambarkan sebagai garis horizontal: berapapun output yang dihasilkan, biayanya tetap. Salah satu contoh dari biaya tetap ini adalah biaya bunga yang harus dibayar produsen. Besarnya beban bunga yang harus dibayar tergantung pada berapa banyak kredit yang diterima produsen, bukan tergantung pada berapa banyak output yang dihasilkannya.

Sedangkan nilai variabel cost akan semakin meningkat setiap kali ada penambahan input, dengan demikian, kurva AC berlereng positif ke kanan. Sedangkan total cost adalah penambahan antara AC dan FC. Variable cost besarnya ditentukan langsung oleh berapa banyak output yang dihasilkan. Misal untuk setiap satu kg beras yang dihasilkan diperlukan biaya Rp1.000,00. Berarti untuk memproduksi dua kg beras, biayanya Rp2.000,00, dan seterusnya,

 .  Description: Gambar 6.6 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami      
           


B. Revenue Sharing Dan Profit Sharing

1. Pengertian Profit Sharing

Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian  laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan.

Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing.

Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya.

2.  Pengertian Revenue Sharing

Revenue sharing, secara bahasa revenue berarti uang masuk, pendapatan, atau income. Dalam istilah perbankan revenue sharing berarti proses bagi pendapatan yang dilakukan sebelum memperhitungkan biaya-biaya operasional yang ditanggung oleh bank, biasanya pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana, dana tidak termasuk fee atau komisi atau jasa-jasa yang diberikan oleh bank karena pendapatan tersebut pertama harus dialokasikan untuk mendukung biaya operasional bank. Maksudnya pembagian dana terhadap nasabah atas pendapatan-pendapatan yang diperoleh oleh bank tanpa menunggu pengurangan-pengurangan atas pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank dalam pengelolaan dana yang diamanatkan oleh nasabah, disatu sisi pelaksanaan revenue sharing ini bertentangan dengan prinsip bagi hasil itu sendiri, karena dalam prinsip bagi hasil tentunya investor bertanggung jawab atas dana yang diamanatkannya, artinya ia juga memiliki andil dalam pengelolaan dananya, bahkan jika terjadi kerugian dalam usaha maka shohibul mall ikut menanggung kerugiannya.

Dalam revenue sharing, proses distribusi pendapatan ini dilakukan sebelum memperhitungkan biaya operasionalisasinya yang ditanggung oleh bank. Biasanya pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana dan tidak termasuk fee atau jasa-jasa yang diberikan oleh bank.

Dalam mekanisme ini, berarti mengandung unsur peralihan mekanisme bagi hasil dari profit and loss sharing menjadi revenue sharing, perubahan dari penanggunan risiko menjadi tidak menanggung risiko, walaupun di dalam mekanisme ini tidak diketahui berapa besar jumlah keuntungan yang akan diperoleh, berbeda dengan bunga yang telah jelas berapa prosentase keuntungan yang akan diperoleh dari besarnya dana yang diinvestasikan. 

3. Kurva Reveneu Sharing dan Profit Sharing
Dalam akad muamalat Islam, dikenal akad mudharabah, yaitu akad antara si pemodal dengan si pelaksana. Antara si pemodal dan si pelaksana harus disepakati nisbah bagi hasil yang akan menjadi pedoman pembagian bila usaha tersebut menghasilkan untung. Namun, bila usaha tersebut malah menimbulkan kerugian, maka si pemodal yang akan menanggung sesuai penyertaan modalnya, dalam hal ini 100%. Akan tetapi, bila kerugian tersebut disebabkan karena kelalaian atau is melanggar syarat yang telah disepakati bersama, maka kerugian menjadi tanggung jawab si pelaksana.

Description: Gambar 6.9 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami
                  

Selain menyepakati nisbah bagi hasil, mereka juga harus menyepakati siapa yang akan menanggung biaya. Dapat saja disepakati bahwa biaya ditanggung oleh si pelaksana atau ditanggung oleh si pemodal[1]. Bila yang disepakati adalah biaya ditanggung oleh si pelaksana, ini berarti yang dilakukan adalah bagi penerimaan (revenue sharing). Sedangkan bila yang disepakati adalah biaya ditanggung oleh si pemodal, ini berarti yang dilakukan adalah bagi untung (profit sharing).

Berputarnya TR ke arah jarum jam dengan titik 0 sebagai sumbu putarannya, adalah keadaan yang menggambarkan akad revenue sharing. Bila yang disepakati adalah mudarabah yang biaya-biaya ditanggung oleh si pemodal, atau dengan kata lain, dengan sistem bagi untung (profit sharing), maka kurva total penerimaan berputar ke arah jarum jam dengan titik BEP sebagai sumbu putarannya. Tingkat produksi sebelum titik BEP tercapai (Q < Qps) adalah keadaan dimana total biaya lebih besar daripada total penerimaan (TC > TR).

Dalam keadaan ini, belum ada keuntungan yang dapat dibagihasilkan. Sesuai kesepakatan bahwa biaya ditanggung oleh si pemodal, maka kerugian itu menjadi beban si pemodal. Itu sebabnya kurva total penerimaan TR berputar ke arah jarum jam dengan titik BEP sebagai sumbu putarnya.

Description: Gambar 6.10 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Perbedaan kedua antara sistem revenue sharing dengan sistem profit sharing dalam akad mudharabah adalah pada berapa jauh kurva TR berputar. Dalam sistem revenue sharing, kurva TR akan berputar sampai mendekati garis horizontal sumbu X. Sedangkan dalam sistem profit sharing, kurva TR hanya akan berputar di dalam “mulut buaya” TR dan TC, yaitu area yang menggambarkan besarnya keuntungan. Dalam sistem profit sharing, TR tidak dapat berputar melewati TC, karena pada area itu sudah tidak ada lagi keuntungan yang akan dibagihasilkan.

Description: Tabel 6.3 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Dalam muamalat Islam, sebenarnya akad mudharabah merupakan salah satu bentuk dari akad musyarakah. Bila dalam akad mudharabah ditentukan bahwa penyertaan si pelaksana harus nihil, sehingga penyertaan si pemodal harus 100%, maka dalam akad musyarakah tidak ditentukan seperti itu sehingga yang terjadi adalah penyertaan dari dua orang pemodal.

Antara dua orang pemodal ini harus disepakati nisbah bagi basil yang akan menjadi pedoman pembagian bila usaha tersebut menghasilkan untung. Namun, bila usaha tersebut malah menimbulkan kerugian, maka pemodal yang akan menanggung sesuai penyertaan modalnya. Misalnya si A modal penyertaannya 100 juta, sedangkan si B 200 juta. Mereka sepakat nisbah bagi hasilnya 50:50. Bila usaha mereka untung 10 juta, maka masing-masing pemodal akan mendapat 5 juta. Bila usaha mereka rugi 9 juta, maka si A menanggung 3 juta dan si B menanggung 6 juta.

Secara grafis keadaan merugi digambarkan dengan “mulut buaya bawah” yaitu area sebelum tercapainya BEP (Q < Qps); sedangkan keadaan telah mengalami keuntungan digambarkan dengan “mulut buaya atas,” yaitu area setelah tercapainya BEP. Bagi untung yang terjadi pada “mulut buaya atas” tidak perlu simetris dengan bagi rugi yang terjadi pada “mulut buaya bawah” karena bagi untung berdasarkan nisbah, sedangkan bagi rugi berdasarkan penyertaan modal masing-masing. 






BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dalam makalah yang berjudul Kurva Biaya Dan Sistem Produksi Bagi Hasil ini dapat di simpulkan bahwa dalam makalah ini terdapat beberapa sub-sub bahasan yang terdiri dari  :
  1. Pengertian Biaya Produksi
  2. Macam-macam Biaya Berdasarkan Pengeluaran
  3. Kurva biaya /Analisis biaya
  4. Revenue Sharing dan Profit Sharing

Dari sub-sub diatas kita dapat mengetahui  pengertian biaya produksi, macam-macam biaya berdasarkan pengeluaran dan bagaimana cara kerja kurva biaya/analisis biaya dan revenue sharing dan profit sharing.





DAFTAR PUSTAKA


Karim Adiwarman A, 2016, Ekonomi Mikro Islami Edisi Kelima, Depok, Raja Grafindo Persada

tenggarp.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-profit-sharing-dan-revenue.html